Asal mula Pelabuhanratu
Kata Pelabuhanratu jika kita coba pecah terdiri dari kata pelabuhan dan ratu.Pelabuhan menurut kamus besar bahasa indonesia pelabuhan/pe·la·buh·an/ n mengandung arti tempat berlabuh.Sedangkan ratu ratu/ra·tu/ n mengandug arti raja wanita; permaisuri.Jadi jika artikan secara bebas pelabuhanratu adalah tempat berlabuhnya raja wanita atau permaisuri.Bisa juga mengandung arti pelabuhan milik raja wanita.Atau bisa juga pelabuhan buatan raja wanita.Terlepas dari artinya kata pelabuhanratu merupakan murni bahasa indonesia bukan bahasa daerah tersebut yakni bahasa sunda.Lantas jika memang kata pelabuhanratu adalah bahasa indonesia dapat dipastikan penamaan tersebut ketika bahasa persatuan bahasa indonesia sudah diberlakukan.Menilik dari hal itu kata pelabuhanratu mulai disematkan sekitar jaman kemerdekaan atau paling tua jaman pra kemerdekaan.
Berdasar dari analisa yg nyeleneh tersebut berarti ada nama lain sebelum nama pelabuhanratu dipopulerkan.Lantas apa nama wilayah ini sebelumnya? Kalau benar penggantian nama tersebut terjadi, kenapa bisa terjadi,apa yang melatarbelakangi penggantian nama tersebut?
Diperkirakan kehadiran manusia di pelabuhanratu sudah dimulai sejak jaman megalitikum.Ditandai dengan adanya peninggalan kebudayaan pada jaman tersebut.Lokasi penemuan tersebut di daerah cengkuk cikakak yang lokasinya beberapa kilometer dari kota pelabuhanratu.Dilokasi tersebut banyak ditemukan peninggalan jaman megalitikum seperti Tugu/menhir yang terbuat dari batu,peralatan rumah tangga yang terbuat dari batu.
Megalitikum sendiri berasal dari bahasa yunani mega artinya besar dan lithios artinya batu sehingga kalau digabungkan menjadi megalitikum artinya batu besar.Pengertian batu besar disini adalah bangunan yang terbuat dari batu yang besar.Jaman ini diperkirakan dimulai pada jaman batu muda hingga zaman logam.Peningalan kebudayaan yang menjadi ciri jaman megalitikum adalah bangunan-bangunan besar terbuat dari batu seperti Tugu(menhir), kubur batu, punden berundak, arca, dolmen dan sarkofagus.
Selain di cengkuk, disekitar pelabuhanratu juga ditemukan peninggalan jaman megalitikum seperti punden berundak di dekat pesisir pantai dan batu tugu di Kp.Tugu cisolok.
Di indonesia sendiri selain di cengkuk peninggalan pada jaman ini banyak ditemukan seperti Pasemah (sumatera selatan), Pugungharjo(lampung), Lebak sibedug, Karangmuara, Cisolok, Pakauman Bondowoso (Jatim), Trunyan san Sembiran (Bali), Bada-Besoha, Tana Toraja( Sulawesi) dan Ngada (Flores).
Selain peninggalan jaman megalitikum, di lokasi tersebut pada tahun 2007 ditemukan genta dengan motif india dari perunggu,potongan kaki burung dari emas, potongan dewa shiwa,tempat perhiasan, sedangkan pada tahun 2008 ditemukan benda-benda peninggalan yang bukan dari batu seperti gentong dari tanah, mangkuk dari porselen,pipa rokok.Dari penemuan itu dapat disimpulkan kebudayaan di cengkuk terus berlanjut.Dari penemuan itu juga dapat disimpulkan masyarakat pada jaman itu kebudayaannya sudah maju dan dalam segi sosial sudah terhubung dengan kebudayaan lain terbukti dengan ditemukannya benda-benda hasil kebudayaan dari bangsa lain seperti dari india dan china.
Kerajaan Pakuan Pajajaran dan Keruntuhannya
Selanjutnya jauh maju ke jaman kerajaan, Pelabuhanratu diprediksi mulai dikenal di berbagai kisah pada saat runtuhnya kerajaan Pakuan Pajajaran.Berdirinya kota pakuan tercatat pada saat Prabu Tarusbawa membangun pusat kekuasaan baru menggantikan Tarumanagara di hulu sungai Cipakancilan.Lokasi ini diapit oleh dua sungai yang berjajar yaitu sungai Ciliwung dan Cisadane.Dengan Faktor geografis dan kewibawaan raja pakuan, Kerajaan ini maju dan berkembang.Puncak kejayaannya yaitu pada masa Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi Bertahta yaitu pada tahun 1482-1521.Setelah Prabu Siliwangi digantikan raja yang lain kerajaan ini mulai memudar.Setelah empat kali pergantian raja, Pakuan makin melemah dan sampai raja terakhir Prabu Raga Mulya Suryakencana dan bergelar Prabu Siliwangi V.Pada Saat Prabu Siliwangi V inilah Pakuan Pajajaran Mendapat Serangan dari Kesultanan Banten Yang dipimpin oleh Sultan Maulana Yusuf.Serangan ini meluluhlantakan kerajaan Pakuan Pajajaran yang terkenal dengan kekuatan benteng pertahanannya.Serangan ini terjadi pada tahun 1579,memyebabkan kerajaan Pakuan Pajajaran lenyap dari muka bumi.
Wangsit Siliwangi
Setelah hancur leburnya Pajajaran Prabu Siliwangi V beserta para pengikutnya menyingkir keluar kota.Melihat banyak pengikutnya yang setia Sang raja kenudian mengeluarkan wangsit.Di persinggahan perjalanan Raja berpidato di hadapan para pengikut setianya.Pidato yang sangat monumental yang dikenal dengan Wangsit Siliwangi.Diceritakn isi wangsit tersebut raja memberikan kemerdekaan pada pengikut setianya untuk menentukan jalan sendiri.Raja tidak mau membawa rakyatnya dalam kesusahan.Jika mau ikut dengan raja tidak ada larangan tapi dengan konsekuensi kesusahan dan kelaparan.Kalian boleh memilih, demi masa depan, jalan untuk hidup bahagia dan sejahtera, dan kelak mendirikan lagi pajajaran.Bukan Pajajaran seperti saat ini tapi pajajaran yang baru,yang berdiri di tengah perubahan jaman.Aku tidak akan menghalang-halangi.Sebab bagiku tidak pantas seseorang menjadi raja ketika rakyatnya lapar dan menderita.
Berdasarkan wangsit itulah rombongan tersebut terpecah-pecah menyebar ke berbagai arah salahsatunya ke selatan(pelabuhanratu).Tersebutlah satu rombongan yang mengarah ke selatan.Rombongan itu sangat sedikit anggotanya yakni cuma tiga orang yang beranggotakan Nyi Putri Purnamasari(putri sulung sari istri ke tujuh prabu Siliwangi V), Rahyang Kumbang Bagus Setra(suami putri Purnamasari) dan Rakean Kalang Sunda.Pelarian rombongan ini banyak rintangannya karena terus diburu oleh pasukan Banten yang dipimpin oleh Jaya Antea. Menurut Jaya Antea Rombongan ini sangat istimewa karena rombongan ini terdapat putri yang sangat cantik yang menjadi obsesinya yakni Nyi Putri Purnamasari.Di kisahkan pula kecantikan Putri Purnamasari menjadi rebutan para pangeran sebelum kejatuhan Pajajaran.Dari banyaknya yang berniat meminang, Putri Purnamasari menjatuhkan pilihannya pada Rahyang Kumbang Bagus Setra yang merupakan pangeran dari kerajaan bawahan Pajajaran yakni Pajajaran girang.
Singkat cerita perburuan pasukan Banten yang dipimpin Jaya antea terhadap rombongan Putri Purnamasari sampai ke ujung daratan yakni pantai selatan.Di lokasi ini terjadi pertempuan yang sangat sengit.Di tengah pertempuran itu Rahyang Kumbang Bagus Setra gugur di tangan Jaya Antea.Pertarungan berlanjut makin sengit karena mempertemukan dua pendekar tangguh yang sangat tersohor yakni Jaya Antea dan Kalang Sunda.Di ceritakan dalam pertarungan itu Jaya Antea tewas di tangan Ki Kalang Sunda dan mayatnya di buang ke laut.Untuk mengenang pertempuran itu lokasi tersebut dinamakan Jayanti dan samapai sekarang kita bisa menemukan desa Jayanti di pinggir sungai Cimandiri.
Konon cerita pada saat pelarian tersebut Nyi Purnamasari sedang hamil 5 bulan.Dengan pertimbangan tersebut Jaya Antea memutuskan untuk tinggal di Cidadap.Alih-alih sekedar untuk mempersiapkan kelahiran sang putri ternyata disitulah akhirnya menemukan tempat bermukim dan menetap. Diceritakan pada saat kedatangan Nyi Purnamasari,daerah tersebut sudah ada penduduk yang bermukim disana.Pemerintahan sudah berjalan dan dipimpin oleh kepala kampung atau Puun.Tersebutlah para Puun di daerah tersebut antara lain Ki Saragosa, Ki Gandana, dan Ki Sanaya.Para penduduk bersama Puun Sangat menerima rombongan para pencari suaka tersebut terlebih mereka adalah keluarga kerajaan Sunda.Mereka hidup membaur bahkan penduduk menghormati sebagaimana layaknya kelusrga kerajaan. Singkat cerita lahirlah bayi yang dikandung Nyi Purnamasari berjenis kelamin perempuan dan diberi nama Nyi Mayang Sagara.
Berlatar keluarga kerajaan kehadiran Nyi Purnamasari di tengah-tengah masyarakat membuat cidadap jadi mempunyai magnet tersendiri bagi penduduknya.Seperti berkah kehadiran Nyi Purnamasari membawa kemajuan bagi desa Cidadap.Dan Para Puun sepakat mengangkat Nyi Purnamasari diangkat menjadi Puun dan bergelar Puun Nyi Ratu Purnamasari.Mulai saat itu gelar ratu mulai terkenal atau nelah menurut istilah bahasa sunda.Seiring berjalannya waktu dengan kepemimpinan Nyi Ratu Purnamasari Cidadap menjadi semakin makmur dan mencapai masa keemasannya.Wilayah cidadap dengan muara cimandirinya menjadi pelabuhan yang maju pesat yang terkenal dimasanya.Nyi Ratu ternyata bukan hanya mampu memakmurkan cidadap tetapi tangguh dalam pertahanan.Terbukti dalam beberapa kali serangna bajak laut cidadap mampu menghalaunya.
Sesuai tradisi jaman baheula pada masa keemasan cidadap, Nyi Ratu melakukan tapa bersemedi menurut cerita pertapaan Nyi Ratu lokasinya di Cicareuh,warungkiara.Selama tapa kepemimpinana di serahkan ke para Puun semula.Di bawah kepemimpinan para puun cidadap mulai mengalami kemunduran.Seiring berjalalannya waktu Putri dari Nyi Ratu Purnamasari yaitu Nyi Mayang Sagara beranjak dewasa.Para Puun sepakat menyerahkan kepemimpinan kepada Nyi Mayang Sagara dan bergelar Nyi Ratu Kidul.Benar saja mungkin karena kateureuhan dari ibunya yang notabene keturunan raja sunda,kepemimpinan Nyi Ratu Kidul membawa cidadap kembali bersinar lagi.Ada yang berbeda dari siasat Nyi Ratu kidul dalam memajukan wilayahnya dimana pelabuhan dagang di pindahkan ke sisi seberang sungai Cimandiri dan diganti namanya menjadi palabuhan Nyi Ratu.Kemudian Nyi Ratu Kidul menikah dengan Rahyang Bagus Sangga Larapan yang merupakan keturunan bangsawan Pakuan Gunung Tambaga.Pada masa ini Palabuhanratu mencapai masa keemasannya.Penyebutan Palabuhan Nyi Ratu sepertinya kurang praktis, seiring berjalannya waktu penyebutan Palabuhan Nyi Ratu sering di singkat jadi Palabuhanratu/Palabuanratu.Wallohu 'alam.
Berdasar dari analisa yg nyeleneh tersebut berarti ada nama lain sebelum nama pelabuhanratu dipopulerkan.Lantas apa nama wilayah ini sebelumnya? Kalau benar penggantian nama tersebut terjadi, kenapa bisa terjadi,apa yang melatarbelakangi penggantian nama tersebut?
Diperkirakan kehadiran manusia di pelabuhanratu sudah dimulai sejak jaman megalitikum.Ditandai dengan adanya peninggalan kebudayaan pada jaman tersebut.Lokasi penemuan tersebut di daerah cengkuk cikakak yang lokasinya beberapa kilometer dari kota pelabuhanratu.Dilokasi tersebut banyak ditemukan peninggalan jaman megalitikum seperti Tugu/menhir yang terbuat dari batu,peralatan rumah tangga yang terbuat dari batu.
Megalitikum sendiri berasal dari bahasa yunani mega artinya besar dan lithios artinya batu sehingga kalau digabungkan menjadi megalitikum artinya batu besar.Pengertian batu besar disini adalah bangunan yang terbuat dari batu yang besar.Jaman ini diperkirakan dimulai pada jaman batu muda hingga zaman logam.Peningalan kebudayaan yang menjadi ciri jaman megalitikum adalah bangunan-bangunan besar terbuat dari batu seperti Tugu(menhir), kubur batu, punden berundak, arca, dolmen dan sarkofagus.
Selain di cengkuk, disekitar pelabuhanratu juga ditemukan peninggalan jaman megalitikum seperti punden berundak di dekat pesisir pantai dan batu tugu di Kp.Tugu cisolok.
Di indonesia sendiri selain di cengkuk peninggalan pada jaman ini banyak ditemukan seperti Pasemah (sumatera selatan), Pugungharjo(lampung), Lebak sibedug, Karangmuara, Cisolok, Pakauman Bondowoso (Jatim), Trunyan san Sembiran (Bali), Bada-Besoha, Tana Toraja( Sulawesi) dan Ngada (Flores).
Selain peninggalan jaman megalitikum, di lokasi tersebut pada tahun 2007 ditemukan genta dengan motif india dari perunggu,potongan kaki burung dari emas, potongan dewa shiwa,tempat perhiasan, sedangkan pada tahun 2008 ditemukan benda-benda peninggalan yang bukan dari batu seperti gentong dari tanah, mangkuk dari porselen,pipa rokok.Dari penemuan itu dapat disimpulkan kebudayaan di cengkuk terus berlanjut.Dari penemuan itu juga dapat disimpulkan masyarakat pada jaman itu kebudayaannya sudah maju dan dalam segi sosial sudah terhubung dengan kebudayaan lain terbukti dengan ditemukannya benda-benda hasil kebudayaan dari bangsa lain seperti dari india dan china.
Kerajaan Pakuan Pajajaran dan Keruntuhannya
Selanjutnya jauh maju ke jaman kerajaan, Pelabuhanratu diprediksi mulai dikenal di berbagai kisah pada saat runtuhnya kerajaan Pakuan Pajajaran.Berdirinya kota pakuan tercatat pada saat Prabu Tarusbawa membangun pusat kekuasaan baru menggantikan Tarumanagara di hulu sungai Cipakancilan.Lokasi ini diapit oleh dua sungai yang berjajar yaitu sungai Ciliwung dan Cisadane.Dengan Faktor geografis dan kewibawaan raja pakuan, Kerajaan ini maju dan berkembang.Puncak kejayaannya yaitu pada masa Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi Bertahta yaitu pada tahun 1482-1521.Setelah Prabu Siliwangi digantikan raja yang lain kerajaan ini mulai memudar.Setelah empat kali pergantian raja, Pakuan makin melemah dan sampai raja terakhir Prabu Raga Mulya Suryakencana dan bergelar Prabu Siliwangi V.Pada Saat Prabu Siliwangi V inilah Pakuan Pajajaran Mendapat Serangan dari Kesultanan Banten Yang dipimpin oleh Sultan Maulana Yusuf.Serangan ini meluluhlantakan kerajaan Pakuan Pajajaran yang terkenal dengan kekuatan benteng pertahanannya.Serangan ini terjadi pada tahun 1579,memyebabkan kerajaan Pakuan Pajajaran lenyap dari muka bumi.
Wangsit Siliwangi
Setelah hancur leburnya Pajajaran Prabu Siliwangi V beserta para pengikutnya menyingkir keluar kota.Melihat banyak pengikutnya yang setia Sang raja kenudian mengeluarkan wangsit.Di persinggahan perjalanan Raja berpidato di hadapan para pengikut setianya.Pidato yang sangat monumental yang dikenal dengan Wangsit Siliwangi.Diceritakn isi wangsit tersebut raja memberikan kemerdekaan pada pengikut setianya untuk menentukan jalan sendiri.Raja tidak mau membawa rakyatnya dalam kesusahan.Jika mau ikut dengan raja tidak ada larangan tapi dengan konsekuensi kesusahan dan kelaparan.Kalian boleh memilih, demi masa depan, jalan untuk hidup bahagia dan sejahtera, dan kelak mendirikan lagi pajajaran.Bukan Pajajaran seperti saat ini tapi pajajaran yang baru,yang berdiri di tengah perubahan jaman.Aku tidak akan menghalang-halangi.Sebab bagiku tidak pantas seseorang menjadi raja ketika rakyatnya lapar dan menderita.
Berdasarkan wangsit itulah rombongan tersebut terpecah-pecah menyebar ke berbagai arah salahsatunya ke selatan(pelabuhanratu).Tersebutlah satu rombongan yang mengarah ke selatan.Rombongan itu sangat sedikit anggotanya yakni cuma tiga orang yang beranggotakan Nyi Putri Purnamasari(putri sulung sari istri ke tujuh prabu Siliwangi V), Rahyang Kumbang Bagus Setra(suami putri Purnamasari) dan Rakean Kalang Sunda.Pelarian rombongan ini banyak rintangannya karena terus diburu oleh pasukan Banten yang dipimpin oleh Jaya Antea. Menurut Jaya Antea Rombongan ini sangat istimewa karena rombongan ini terdapat putri yang sangat cantik yang menjadi obsesinya yakni Nyi Putri Purnamasari.Di kisahkan pula kecantikan Putri Purnamasari menjadi rebutan para pangeran sebelum kejatuhan Pajajaran.Dari banyaknya yang berniat meminang, Putri Purnamasari menjatuhkan pilihannya pada Rahyang Kumbang Bagus Setra yang merupakan pangeran dari kerajaan bawahan Pajajaran yakni Pajajaran girang.
Singkat cerita perburuan pasukan Banten yang dipimpin Jaya antea terhadap rombongan Putri Purnamasari sampai ke ujung daratan yakni pantai selatan.Di lokasi ini terjadi pertempuan yang sangat sengit.Di tengah pertempuran itu Rahyang Kumbang Bagus Setra gugur di tangan Jaya Antea.Pertarungan berlanjut makin sengit karena mempertemukan dua pendekar tangguh yang sangat tersohor yakni Jaya Antea dan Kalang Sunda.Di ceritakan dalam pertarungan itu Jaya Antea tewas di tangan Ki Kalang Sunda dan mayatnya di buang ke laut.Untuk mengenang pertempuran itu lokasi tersebut dinamakan Jayanti dan samapai sekarang kita bisa menemukan desa Jayanti di pinggir sungai Cimandiri.
Konon cerita pada saat pelarian tersebut Nyi Purnamasari sedang hamil 5 bulan.Dengan pertimbangan tersebut Jaya Antea memutuskan untuk tinggal di Cidadap.Alih-alih sekedar untuk mempersiapkan kelahiran sang putri ternyata disitulah akhirnya menemukan tempat bermukim dan menetap. Diceritakan pada saat kedatangan Nyi Purnamasari,daerah tersebut sudah ada penduduk yang bermukim disana.Pemerintahan sudah berjalan dan dipimpin oleh kepala kampung atau Puun.Tersebutlah para Puun di daerah tersebut antara lain Ki Saragosa, Ki Gandana, dan Ki Sanaya.Para penduduk bersama Puun Sangat menerima rombongan para pencari suaka tersebut terlebih mereka adalah keluarga kerajaan Sunda.Mereka hidup membaur bahkan penduduk menghormati sebagaimana layaknya kelusrga kerajaan. Singkat cerita lahirlah bayi yang dikandung Nyi Purnamasari berjenis kelamin perempuan dan diberi nama Nyi Mayang Sagara.
Berlatar keluarga kerajaan kehadiran Nyi Purnamasari di tengah-tengah masyarakat membuat cidadap jadi mempunyai magnet tersendiri bagi penduduknya.Seperti berkah kehadiran Nyi Purnamasari membawa kemajuan bagi desa Cidadap.Dan Para Puun sepakat mengangkat Nyi Purnamasari diangkat menjadi Puun dan bergelar Puun Nyi Ratu Purnamasari.Mulai saat itu gelar ratu mulai terkenal atau nelah menurut istilah bahasa sunda.Seiring berjalannya waktu dengan kepemimpinan Nyi Ratu Purnamasari Cidadap menjadi semakin makmur dan mencapai masa keemasannya.Wilayah cidadap dengan muara cimandirinya menjadi pelabuhan yang maju pesat yang terkenal dimasanya.Nyi Ratu ternyata bukan hanya mampu memakmurkan cidadap tetapi tangguh dalam pertahanan.Terbukti dalam beberapa kali serangna bajak laut cidadap mampu menghalaunya.
Sesuai tradisi jaman baheula pada masa keemasan cidadap, Nyi Ratu melakukan tapa bersemedi menurut cerita pertapaan Nyi Ratu lokasinya di Cicareuh,warungkiara.Selama tapa kepemimpinana di serahkan ke para Puun semula.Di bawah kepemimpinan para puun cidadap mulai mengalami kemunduran.Seiring berjalalannya waktu Putri dari Nyi Ratu Purnamasari yaitu Nyi Mayang Sagara beranjak dewasa.Para Puun sepakat menyerahkan kepemimpinan kepada Nyi Mayang Sagara dan bergelar Nyi Ratu Kidul.Benar saja mungkin karena kateureuhan dari ibunya yang notabene keturunan raja sunda,kepemimpinan Nyi Ratu Kidul membawa cidadap kembali bersinar lagi.Ada yang berbeda dari siasat Nyi Ratu kidul dalam memajukan wilayahnya dimana pelabuhan dagang di pindahkan ke sisi seberang sungai Cimandiri dan diganti namanya menjadi palabuhan Nyi Ratu.Kemudian Nyi Ratu Kidul menikah dengan Rahyang Bagus Sangga Larapan yang merupakan keturunan bangsawan Pakuan Gunung Tambaga.Pada masa ini Palabuhanratu mencapai masa keemasannya.Penyebutan Palabuhan Nyi Ratu sepertinya kurang praktis, seiring berjalannya waktu penyebutan Palabuhan Nyi Ratu sering di singkat jadi Palabuhanratu/Palabuanratu.Wallohu 'alam.
0 komentar:
Posting Komentar